Selasa, 03 Juli 2018

MODAL DENGKUL AUNG NGUMPUL





Saya akan berbagi cerita tentang test kebangkrutan saya. Awal mulanya ada kabar dari Tim Pemasaran yang memberitahukan bahwa hari ini angkatan 21 dari Jurusan Pemasaran akan mengadakan jalan-jalan untuk refreshing dari kegitan pembelajaran. Lalu Saya dan teman-teman pun senang dan bersorak gembira terhadap berita itu, banyak yang menghayal ke tempat wisata yang ada di Bogor. Lalu kami di bagi kelompok ber 3 dalam 1 tim tapi ada 1 tim ber 4 karena ada yang tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Setelah di bagi kelompok kami di suruh istirahat  selama 15 menit lalu kami di suruh kumpul di ruang Produkti 313, lalu kami di panggil perkelompok ke ruangan Kaprog Produktif PMN oleh bu Rina. Setelah itu kami mengisi form penjanjian sebelum kami di berangkatkan, terlebih dahulu dikumpulkan semua barang pribadi yang kami bawa termasuk dompet dan uang. Setelah selesai kami pergi ke gajepang untuk mendengarkan arahan dari ka Rizki apa saja yang akan kita lakukan. Ternyata kami semua di beritahukan bahwa kami akan Test Kebangkrutan dengan omset Rp 20.000,- dalam waktu kurang lebih 2 jam. Kami hanya di bekali sebotol air mineral ukuran kecil lalu kami naik angkot 01 jurusan Ciawi-Br.Siang dan kami di beri ongkos sampai tempat tujuan saja oleh bu Ria dan pulang kami tidak di beri ongkos. Lalu kami turun di dekat Tugu Kujang Bogor setelah itu kami jalan sampai Pasar Bogor sebelum kami mulai cari uang atau cari orang yang kami bisa bantu kami sholat terlebih dahulu di Masjid yang ada di atas Swalayan Robinson, setelah kami sholat kami berangkat lagi untuk mencari orang yang kami bisa bantu tapi kami di tolak 1X oleh pedagang dengan alasan dagangannya masih sedikit. kemudian kami cari lagi ternyata ada seorang pedagang, disanah kami menjelaskan terlebih dahulu apa maksud kami membantu Bapak berdagang. Setalah itu kami di perbolehkan dagang oleh si bapak nya lalu kami coba menjual minuman 6 botol allhamdulilah laku 3 dengan pendapatan Rp.15.000 dan sisa 3 botol dan kami terus berusaha mencari si pembeli ke pasar sayur, ke toko baju dan sekitaran jalan Surya Kencana sayangnya 3 botolnya tidak laku. Lalu kami balik lagi ke warung yang kami jual minuman nya kami coba mengganti minuman nya dengan produk yang lain dan percobaan kedua kami ngambil lagi 7 botol, lalu kami berjualan lagi dan lagi-lagi tersisa 3 botol dengan jumlah uang kurang lebih Rp.19.000,-an ,waktu sudah habis dan kami di kasih upan Rp.13.000,-. Sunguh pengalaman yang luar biasa bagi kami dan khususnya bagi saya sendiri bagaimana susah nya cari uang sendiri untuk biaya hidup dan terbayang bagaimana orang tua kita di luar sana yang mencari uang demi kita dan keluarga untuk bertahan hidup dan itulah orang tua kita sangat susah untuk mendapatkannya.
Load disqus comments

0 komentar